HIKS…

Tahukah kamu, sebenarnya saya ingin menuliskan kata berikut ini sebagai header postingan saya kali ini:


KESAL!!!


Tapi kemudian saya urungkan niat saya, karena tak ada gunanya marah-marah sendiri. Hm…dan akhirnya, yang saya bisa lakukan adalah menceritakan kronologi peristiwa kenapa tadi saya sempat berniat menuliskan kata tersebut.

Begini ceritanya,

Beberapa hari yang lalu, saya baru tahu kalau ternyata tempat kerja saya tidak libur saat Maulid Nabi dan Paskah. Meskipun kecewa, saya terima, toh itu konsekuensi yang harus saya terima atas pekerjaan saya. Kemudian, hari berikutnya, saya juga harus di kos sendiri karena teman-teman kos mudik, menghabiskan sisa liburan mereka di rumah masing-masing. Alhasil saya hanya ditemani beberapa buku yang saya baca habis dalam semalam, dan sms dari 2 orang sahabat saya.

Pagi harinya, saya bangun kesiangan. Berhubung sedang tidak sholat, dan tadi saya bangun jam 3 pagi sampai menjelang shubuh untuk baca buku, alhasil jam 5 pagi saya kembali terlelap di bawah buku yang saya baca. Niat untuk browsing hemat internet jadi luntur. Tapi saya tetap pergi ke warnet dekat kos saya karena benar-benar terpaksa harus cari bahan tugas. Dan sudah bisa ditebak, biaya yang saya keluarkan jauh lebih banyak. Saya hanya bisa berandai-andai saat itu, “coba tadi bisa browsing pas happy hours”.

Kemudian sepulangnya dari browsing, niat saya ingin cari brunch –breakfast and lunch, makannya dijamak,hehehe- di warung biasanya, karena saya pikir kalau saya menanak nasi takut nanti tidak habis karena niatnya sore mau mudik. Tapi sudah jauh-jauh ke warung yang saya maksudkan tadi, ternyata tutup. Ya sudah, saya cari warung yang buka. Agak sulit memang, karena hari ini hari libur. Tapi toh akhirnya dapat juga.

Lalu siang harinya, setelah packing siap-siap untuk mudik sore harinya, saya berangkat ke tempat kerja. Belum beberapa lama saya duduk, tiba-tiba awan hitam membayang kota Solo. Saya baru selesai membalas sms seorang teman dan mengatakan bahwa semoga sore ini tidak hujan meskipun mendung sudah jelas-jelas ada di atas saya, ketika hujan tiba-tiba “brus!” jatuh dengan sempurna! Saya masih agak tenang, karena saya berharap pada saat saya pulang nanti, hujan akan reda. Tapi ternyata harapan saya memang lebih suka disebut sebagai harapan. Dia tak mau berubah wujud menjadi kenyataan. Hujan masih tetap melompat-lompat dengan riangnya di atas karpet aspal kota Solo dan sekitarnya.

Sampai saat saya selesai kerja, keadaan tak begitu banyak berubah –kecuali hujan yang semakin deras-. Saya masih berharap ada keajaiban. Kemudian saya pulang ke kos dulu, niatnya mau mengambil barang-barang yang mau dibawa pulang ke rumah. Begitu saya membuka pintu kos, hati saya sedikit kesal, karena cucian saya masih menari-nari di tiang jemuran tersapu angin dan air hujan.

bersambung...

Tidak ada komentar: