Saya mendapat nama panggilan baru oleh para penjaga perpustakaan fakultas. "Si Olor". Bagaimana asal mula nama tersebut? Begini ceritanya...
Saya belakangan ini sering membawa serta Levy, laptop butut saya kemanapun saya pergi. Bukannya sok maju, tapi saya berjaga-jaga saja bila suatu saat saya ingin ber-hot-spot-an, atau cuma sekedar ngetik nggak jelas. Nah, berhubung Levy saya itu batereinya tak tahan lama, jadilah saya membawa serta olor kabel bersama saya. Selain juga mempersiapkan diri terhadap kemungkinan siapa tahu ada lebih dari satu orang yang membutuhkan listrik ataupun si sumber listrik tadi jauh jaraknya.
Kemarin, saya untuk pertama kalinya setelah 2 tahun ini tak ke perpus fakultas, kembali menginjakkan kaki di sana. Saya langsung membawa Levy masuk. Karena sumber listrik hanya satu, saya pun membawa masuk si olor tadi dan langsung mencolokkannya tanpa basa-basi. Oleh sang penjaga perpus, rupanya tindakan saya tadi cukup menarik perhatian dikarenakan baru saya saja pengunjung yang 'aneh' dan 'ramai'. Hari ini ketika saya masuk ke perpus, semua penjaga perpus langsung memanggil saya dengan nama panggilan baru saya dari mereka.
"Eh, dek olor datang lagi..."
Spontan pengunjung lain langsung tertuju pada saya. Dan ketika saya keluar dari perpus, mereka masih sempat-sempatnya menyapa di tengah hiruk pikuk pengunjung.
"Dek Olor besok datang lagi lho ya..."
Fiuh...kurang banyak apa ya nama panggilan saya? (Kukang, bebek, kwek, induk ayam, kelinci, freak, kura-kura, dsb)




Untuk apa ku beritahu, kau kan tak mau tahu. Untuk apa bercerita, jika tiap kali aku bercerita, kau hanya membuang muka. Untuk apa aku menunggu, jika tiap aku menunggumu, yang kudapat hanyalah bahwa kau membatalkan janjimu. Untuk apa aku berbicara banyak denganmu jika aku hanya sebagai pengusir sepimu yang kau tinggal saat keramaian mendekatimu. Untuk apa janji-janji semu yang tak berujung pada satu fakta bahwa kau benar-benar ada untukku.


-?-


Saya sangat jarang sekali menumpahkan kemarahan lewat kata-kata, tapi mungkin ini bisa jadi lebih parah, saya membalasnya. Ketika ada seseorang yang mengecewakan saya, yang saya lakukan pada akhirnya adalah kembali memperlakukannya sesuai apa yang dia lakukan pada saya. Tujuan saya adalah agar si orang tadi sadar sendiri bahwa tidak enak mendapat perlakuan seperti yang dia berikan pada saya. Tak butuh banyak kata-kata, hanya lakukan saja. Mungkin ini sifat jelek kali ya...Dan sangat sulit sekali merubahnya...Ya Allah...Bagaimana caranya...

Beberapa hari yang lalu seorang teman mengirim SMS berisi kata 'maaf', dan saya pun membalasnya dengan permintaan pula karena saya juga memendam perasaan kesal saya untuknya. Saya juga mengatakan alasan kekesalan saya dan tindakan menghindar saya padanya. Saya juga introspeksi diri saya karena dia juga ternyata mengatakan 'kesal' pada saya. Akhir-akhir ini memang sangat sulit sekali mengatur waktu...Atau lebih baik kalau saya menghilang saja?

Berikut ini saya tampilkan beberapa foto hasil jepreten fotografer amatir yang sengaja mengabadikan saat-saat terakhir kesebelasan PPL saya di STM M***i.


Kiri ke kanan: nadzori-dyah-faris-dian-bowo-ashar-alvin-diana-ndaru

Ashar-Dian-Alvin

Diorama anak-majikan-dan pembantu


One day he sent me a short message: "Hi, my dodol...Do you miss me?" Hahaha. Nadia...Nadia...

Ruang guru yang bisa membuat bosan setengah mati...







Entah kenapa saya harus menulis ini, mumpung saya punya ruang untuk sendiri -secara fisik- tanpa ada yang mengusik. Perlu diketahui sekarang saya sedang berada di sebuah bilik warnet yang berjarak 15 KM dari kos saya. Hebat bukan? Dan semua ini saya lakukan hanya untuk 'menyepi' secara fisik.

Belakangan ini saya hampir tidak pernah sendirian -secara fisik- Saya teringat beberapa waktu yang lalu teman lama saya semasa SMA mengirim SMS pada saya, mengajak untuk menginap di rumahnya. Saya menolak dengan alasan saya masih di Solo. Padahal lebih dari itu, saya hanya tidak mau bertemu dengannya, belum mau bertemu. Ada banyak hal yang hanya bisa saya simpan sendiri, tidak bisa diceritakan pada orang lain, manusia lain, siapapun itu.

Saya tidak bisa bercerita pada ayah, ibu, apalagi adik saya. Saya juga tidak bisa bercerita padanya, pada sahabat saya, karena saya pikir rasanya saya tidak perlu bercerita padanya...Entahlah, mungkin lebih baik memang begini, cukup saya saya yang tahu...dan Kau -Pemilik Jiwaku- yang Maha Tahu...

US

Dewi sedang berpose, lalu saya berlari kemudian langsung jongkok di dekatnya "Dewi!!!!!ikutan!!!!!"


Saya dan Diana -si miss late-


Saya dan Deni "Dian, kamu narsis banget sih!"


Saya dan Arie -sahabat saya- ditambah Diana

Beberapa hari yang lalu saya dan teman-teman saya sedang gila-gilanya foto. Mungkin karena kami sebentar lagi lulus -amin- sehingga ingin mengabadikan tiap detik kebersamaan kami kali ya? Foto-foto di atas hanya sebagian kecil dari yang kami ambil...


Akhir-akhir ini saya jadi sering masak sendiri. Entah kenapa rasanya senang sekali ketika meracik bumbu, kemudian mulai memasak, lalu melihat masakan kita matang dan dimakan dengan lahap oleh orang-orang tercinta. Dulu saya memang jarang masak -sendiri- paling cuma ngrecoki ibu di dapur, bantu-bantu yang bisa dan boleh dibantu. Tapi sekarang, ga peduli masak apa, cemplungin aja. Hehehe.
Beberapa waktu yang lalu saya masak terong -sayur yang bagi teman-teman yang mengenal dekat saya pasti tahu bahwa dulu saya sangat anti dengan terong, tetapi sekarang saya cinta mati sama terong- dibuat balado ceritanya. Rasanya lumayan walaupun kurang pedas -kata seorang teman-
Entahlah...saya suka mencampur semua jenis makanan. Yang penting hasilnya bisa dimakan, masalah nama nanti dikasih nama sendiri saja. Hehehe. Ibu saya sangat jago memasak, dan sekarang saya nggak mau kalah dong sama ibu...Semangat!



" with pleasure, I'll come to you..."
I got this message few days ago from my friend. Hahahaha...