Waktu semester satu dulu, di sebuah kelas speaking, saya dapat topik "the most important person in your life". Saya waktu itu menceritakan ayah saya. Di kelas speaking yang lain saya dapat jatah untuk mendeskripsikan "my idol", saya waktu itu, juga mendeskripsikan ayah saya. Di kelas speaking yang lain, saya sampai heran, saya dapat topik untuk menceritakan orang yang paling saya sayangi, waktu itupun saya menceritakan ayah saya. Kata teman-teman, ayah saya itu pacar saya. Ha..ha..ha...Lucu sekali.
Memang saya lebih dekat dengan ayah daripada dengan ibu -karena alasan tertentu-. Mungkin memang benar kata orang, anak perempuan cenderung lebih dekat ke ayah daripada ke ibu, dan sebaliknya. Ya...tapi itu semua kan tergantung orangnya.
Ayah...Bagaimana saya harus mendeskripsikan ayah saya ya. Beliau itu lebih tinggi dari saya-selisihnya tipis sih-,berkulit sawo matang-kadang beliau sering bilang bahwa kulitnya putih,hahaha, mana mungkin putih wong ke sawah terus-, pekerja keras -bisa dipastikan, setelah pulang dari kantor, pasti langsung ke sawah-, kreatif -berkebun, menanam sayuran dan buah, juga investasi jati), humoris (yang ini, bisa membuat saya ketawa tiap hari sekaligus kesal),narsis (kalau masak ni ya, semua orang rumah pasti disuruh ikut makan,padahal rasa masakan ayah saya itu...gimana ya...Kalau dibandinggkan dengan masakan ibu yang notabene jago masak, duh...jauuuuuu.....h.Maaf ya, Yah!).
Selain itu, ayah juga berpikiran jauh ke depan, mungkin kejauhan kali ya. Dulu, waktu saya memilih fakultas untuk universitas, ayah saya memberikan pertimbangan yang sederhana, tapi toh saya akhirnya menerima. Beliau mengatakan bahwa saya-sebagai seorang perempuan-, lebih cocok masuk FKIP, dengan pertimbangan bahwa profesi ini juga mendukung kehidupan rumah tangga.Ha..ha..ha..adakah orang tua lain yang memberikan pertimbangan seperti ini pada anak gadisnya ya? Saya masih bertanya-tanya.
Ayah juga seperti memiliki hubungan batin dengan saya. Entahlah...Tapi yang jelas, kalau ayah sedang ada masalah atau sedang sakit, saya pasti tahu, dan langsung menelepon. Begitu juga sebaliknya. Dulu waktu saya sakit, ayah saya menelepon dan menanyakan kabar saya. Waktu beliau tahu kalau saya sakit, beliau langsung berkata pada ibu yang ada di seberang telepon "lho, rak tenan to. Lara". (Lho benar kan, sakit).He..he..he..
Ayah saya itu terlalu sayang sama anak-anaknya. Beliau juga nggak tegaan. Kalau adik saya atau saya lagi sakit, ekspresi wajahnya pasti langsung menakutkan. Gelap. =) Ini berdasarkan komentar teman-teman saya lho...
Apalagi ya...karena saya juga sedang mencari bahan buat tugas, saya jadi bingung nulisnya. Besok disambung lagi saja ya...

Tidak ada komentar: