Pagi ini saya berangkat kuliah dengan agak malas. Masalahnya, selain badan yang kurang enak, juga karena mata kuliah pagi ini. Perlu diketahui bahwa mata kuliah tersebut bernama ELT Material Development. Sebenarnya yang salah bukanlah mata kuliahnya, melainkan dosennya. Sudah kebiasaan sang bapak kalau mengajar, tidak berkualitas. Bagaimana bisa berkualitas, kalau isinya cuma obrolan tidak jelas.

Akhirnya pagi ini, tetap seperti yang saya duga. Sang bapak ngalor-ngidul tidak jelas membicarakan apa. Sehingga saya pun sulit mengerti apa yang ia bicarakan. Alhasil, saya pun menghabiskan waktu dengan membaca buku lain dan 'berbincang' dengan teman di samping saya. Lalu saya agak kaget karena sang bapak tiba-tiba menunjuk saya untuk menjawab pertanyaannya. Saya, jujur, tidak tahu soalnya apa, langsung saja saya jawab, "observation".

Sang bapak lalu melempar pertanyaan tadi pada teman saya yang lain karena ternyata jawaban saya salah. Teman saya menjawab "analysis", dan benar. Yang terjadi berikutnya adalah sebagai berikut:

"Wah, dulu ELT Curriculum dapat berapa mbak?" tanya dosen saya.

Karena teringat bahwa nilai yang diberikan oleh sang bapak pada semester yang lalu sangatlah tidak adil (teman saya hampir semua dapat IP 4 -saya juga-, bahkan yang tidak pernah masuk dan tidak mengumpulkan tugas), maka saya tertarik untuk melampiaskan perasaan saya.

"Saya juga kaget Pak, saya dapat 4" kata saya dengan memberikan penegasan pada klausa Saya juga kaget Pak.

"Wah, harusnya mas nya tadi yang dapat 4"

"Silakan diganti kalau mau diganti" jawab saya.

"Apa begitu? Yang kamu minta ganti itu nilai kamu atau saya yang diganti?" tanya dosen saya.

"Nilai saya" (Walaupun dalam hati, saya memilih dua-duanya diganti)

"Kok begitu...(atau entah dia berkata apa,saya kurang bisa mendengarnya)

"Kalu memang mau diganti, ya silakan saja diganti. Saya juga merasa ga pantas dapat nilai 4"

Dan begitulah percakapan agak menegangkan di kelas pagi ini. Perlu diketahui bahwa meskipun sudah kuliah bersamanya selama 1 semester, tapi rasanya saya tidak mendapatkan apa-apa, kecuali ceritanya yang sebagian besar berkebalikan dengan kenyataan, dan saya dapat 4 saudara-saudara!

Kemudian, komentar yang mengejutkan keluar dari Novi dan Pipit, teman saya.

"*Dyong, salut!" kata Novi.

"Salut kenapa?" tanya saya.

"Tadi di kelas, sama pak Kamto..." katanya mencoba menjelaskan, tapi kemudian disabotase Pipit.

"Iya, biar dia itu tahu kalau mahasiswanya itu nggak suka sama cara ngajarnya dan caranya ngasih nilai!"

"Biasa saja. Aku kan cuma mengungkapkan perasaan"

Itu tadi cerita saya tentang kuliah pagi ini. Walaupun saya agak cemas juga kalau-kalau nilai saya jadi jelek karena masalah tadi, tapi paling tidak, saya merasa lega.

*Dyong= nama panggilan saya, dari Novi.


Tidak ada komentar: