Berikut ini saya tampilkan beberapa foto hasil jepreten fotografer amatir yang sengaja mengabadikan saat-saat terakhir kesebelasan PPL saya di STM M***i.


Kiri ke kanan: nadzori-dyah-faris-dian-bowo-ashar-alvin-diana-ndaru

Ashar-Dian-Alvin

Diorama anak-majikan-dan pembantu


One day he sent me a short message: "Hi, my dodol...Do you miss me?" Hahaha. Nadia...Nadia...

Ruang guru yang bisa membuat bosan setengah mati...







Entah kenapa saya harus menulis ini, mumpung saya punya ruang untuk sendiri -secara fisik- tanpa ada yang mengusik. Perlu diketahui sekarang saya sedang berada di sebuah bilik warnet yang berjarak 15 KM dari kos saya. Hebat bukan? Dan semua ini saya lakukan hanya untuk 'menyepi' secara fisik.

Belakangan ini saya hampir tidak pernah sendirian -secara fisik- Saya teringat beberapa waktu yang lalu teman lama saya semasa SMA mengirim SMS pada saya, mengajak untuk menginap di rumahnya. Saya menolak dengan alasan saya masih di Solo. Padahal lebih dari itu, saya hanya tidak mau bertemu dengannya, belum mau bertemu. Ada banyak hal yang hanya bisa saya simpan sendiri, tidak bisa diceritakan pada orang lain, manusia lain, siapapun itu.

Saya tidak bisa bercerita pada ayah, ibu, apalagi adik saya. Saya juga tidak bisa bercerita padanya, pada sahabat saya, karena saya pikir rasanya saya tidak perlu bercerita padanya...Entahlah, mungkin lebih baik memang begini, cukup saya saya yang tahu...dan Kau -Pemilik Jiwaku- yang Maha Tahu...

US

Dewi sedang berpose, lalu saya berlari kemudian langsung jongkok di dekatnya "Dewi!!!!!ikutan!!!!!"


Saya dan Diana -si miss late-


Saya dan Deni "Dian, kamu narsis banget sih!"


Saya dan Arie -sahabat saya- ditambah Diana

Beberapa hari yang lalu saya dan teman-teman saya sedang gila-gilanya foto. Mungkin karena kami sebentar lagi lulus -amin- sehingga ingin mengabadikan tiap detik kebersamaan kami kali ya? Foto-foto di atas hanya sebagian kecil dari yang kami ambil...


Akhir-akhir ini saya jadi sering masak sendiri. Entah kenapa rasanya senang sekali ketika meracik bumbu, kemudian mulai memasak, lalu melihat masakan kita matang dan dimakan dengan lahap oleh orang-orang tercinta. Dulu saya memang jarang masak -sendiri- paling cuma ngrecoki ibu di dapur, bantu-bantu yang bisa dan boleh dibantu. Tapi sekarang, ga peduli masak apa, cemplungin aja. Hehehe.
Beberapa waktu yang lalu saya masak terong -sayur yang bagi teman-teman yang mengenal dekat saya pasti tahu bahwa dulu saya sangat anti dengan terong, tetapi sekarang saya cinta mati sama terong- dibuat balado ceritanya. Rasanya lumayan walaupun kurang pedas -kata seorang teman-
Entahlah...saya suka mencampur semua jenis makanan. Yang penting hasilnya bisa dimakan, masalah nama nanti dikasih nama sendiri saja. Hehehe. Ibu saya sangat jago memasak, dan sekarang saya nggak mau kalah dong sama ibu...Semangat!



" with pleasure, I'll come to you..."
I got this message few days ago from my friend. Hahahaha...



Ternyata menjadi seorang guru yang baik itu sangatlah sulit. Dulu saya pikir, jadi guru itu mudah. Bahkan saya bersemangat sekali ingin menjadi seorang guru yang luar biasa. Tetapi ternyata memang kenyataan tak selalu seindah harapan. Ketika saya harus dihadapkan dengan lingkungan sekolah yang serba tak nyaman, siswa-siswa yang memiliki kemampuan jauh di bawah rata-rata, dan juga niat sekolah mereka yang hampir tidak ada, saya kesulitan. Saya merasa gagal sebagai guru bahasa Inggris mereka. Saya mungkin akan lebih baik menjadi guru BK mereka kali ya... Setiap kali masuk kelas, sulit sekali untuk membuat mereka mengerti pelajaran, tetapi ketika diajak bercerita atau mereka sendiri yang bercerita, rasanya obrolan itu nyambung.

Sebenarnya saya kasihan dengan mereka, di rumah tak ada perhatian dari orang tua, di sekolah juga semua guru bersikap kasar pada mereka... Mana bIsa mereka belajar dengan kondisi psikologis yang seperti itu. Saya hanya ingin murid-murid saya berhasil, murid-murid saya bersemangat sekolah, murid-murid saya menjadi orang yang berguna. Bagaimana saya bisa membantu mereka?




Tiba ku di persimpangan jalan yang tak ku tahu ujungnya...

Ku tengok kiri kanan, tak ada kawan
Ku tengok ke belakang, rasanya ada sesuatu yang mendorongku untuk melangkah maju...
Tapi bagaimana bisa kulanjutkan langkahku?
Bagaimana ku tapakkan kakiku, ku jejakkan ke atas tanah agar dapat terus melangkah?
Tanpa ku tahu, harus ke manakah aku...