Oke. Bagaimana saya harus memulai.

Folder bag saya –berisi KRS,Sertifikat,dan artikel-artikel yang harus saya terjemahkan dan diambil Jumat- hilang.

Setiap kali saya bertanya kepada teman-teman saya, yang selalu mereka katakan adalah, “Hilangnya di mana?”.

Sayapun dengan ekspresi lelah menjawab, “Kalau aku tahu di mana, namanya bukan hilang”.

Saya sudah menyusuri ‘jejak’ folder bag saya tadi. Dari pertama kali saya keluar kos, lalu ke sebuah rental buku dan komik tempat saya ‘senang-senang’ paruh waktu, ke fotokopi-an tempat saya menjilid tugas, ke rental komputer sebelahnya, ke warung makan, ke bundaran tempat anak-anak ESA biasa rapat, ke rental film tempat saya biasa meminjam film –kemarin saya meminjam CJ7 karena dipaksa nonton oleh teman saya yang bekerja di rental film tadi, ternyata film-nya bagus lho! Saya masukkan ke daftar ‘recommended’-, dan juga minta tolong seorang teman –Dedi- untuk men-cek di warnet tempat saya kemarin terakhir kali browsing.

Saya kembali mengingat-ingat di mana saya terakhir kali memegang benda yang akhirnya membuat saya ‘pusing’ itu. Saya bukan bingung karena ada KRS yang mungkin sangat berharga demi kelangsungan dan kelancaran kuliah dan ujian saya, tapi karena ada artikel yang dipercayakan oleh seorang klien untuk diterjemahkan.

Saya jadi ingat obrolan saya dengan dua orang teman saya beberapa hari yang lalu. Teman saya mengatakan bahwa buat saya, adalah hal biasa untuk kehilangan barang-barang. Mengingat saya pernah kehilangan HP, flashdisk, uang semesteran, bahkan barang sebesar tas punggung saya –yang ini bukan salah saya. Siapa suruh, saya sedang meng-ospek anak baru, tas saya di lobi gedung E diambil takmir NH -masjid kampus- dengan alasan keamanan-, dan alhamdulillah semua selalu kembali pada saya dengan cara yang unik dan berbeda. Setiap kali hilangpun, saya tidak pernah merasa panik atau bingung. Karena saya yakin, barang-barang saya pasti kembali. Sayapun menjawab pernyataan teman saya tadi, “Kan sekarang sudah nggak lagi. Terakhir kali saya kehilangan barang kan sudah jaman kapan dulu…” Rupanya saya kemakan omongan saya sendiri. Lagi-lagi, saya kehilangan barang. Tapi kali ini, saya bingung setengah mati. Ya karena ada terjemahan itu tadi. Itu masalah tanggung jawab dan kepercayaan sih.

Folder bag tercinta, pulang dong! Kalau pulang tak kasih dodol. Hehehe.

4 komentar:

ichsan.ardi mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
ichsan.ardi mengatakan...

Yan, giamana kalo pasang iklan di Koran T****, nanti tak bilangi biar dapat diskon. gimana??gimana???

Anonim mengatakan...

assalam, hemmm...anak FKIP ya? salam kenal dari mantan tetangga (anak Hukum)

Semoga selalu semangat

Wassalam

(yang terdampar di Batam)

F.Dian Ardi Wulandari mengatakan...

agus cuprit: mantan anak BEM ya? hehe.wa'alaikumsalam...semangat juga!walau terdampar di Batam! MERDEKA!

mAS Ihsan: dasar jiwa bisnis, ga bisa ilang ya?!hahaha. Maaf ya, sudah ketemu, di tempat dosen saya =P