PPL hampir berakhir tapi konflik semakin memanas. Banyak masalah yang muncul ke permukaan. Saya pun tak luput dari sasaran. Ada kabar saya akan dikeluarkan gara-gara bolos, padahal yang terjadi sebenarnya adalah saya IZIN! Itupun karena sakit dan hanya 2 kali! Tapi ada seseorang yang berkata dengan sok tahu bahwa saya tidak pernah mengajar dan tidak pernah ikut senam Jumat pagi. Berani benar dia bicara seperti itu hanya gara-gara dia tidak begitu kenal dengan saya dan jarang melihat saya di sekolah. "Saya pasti tahu PPL mana saja yang rajin, apalagi yang cewek-cewek" begitu katanya pada seorang guru. Hanya karena saya jarang berinteraksi dengan dia lalu dia seenaknya sendiri menyebar kabar tidak jelas! Apalagi posisinya adalah anak dari adik sang kepala sekolah yang sama tidak jelasnya.

Kemudian ada seorang teman saya berkata seperti ini, "Di, semua orang di STM ini busuk. Mereka sok manis di depan kita, tapi di belakang, menusuk tanpa ampun". Ya saya sih sependapat sebenarnya, hanya saja menurut saja mereka bukan busuk, tapi penjilat. Kenapa? Di sekolah sedang ada perebutan kursi kepala sekolah. Semua ingin show off pada kandidat-kandidat kepala sekolah bahwa mereka itu 'kelihatan' baik dan 'mendukung' padahal...Hah...sama saja...

Bukan hanya saya saja yang terkena kasus semacam itu, beberapa teman yang lain juga kena. Kami hanya ingin segera pergi dari sana, semua orang di sana -kecuali murid-murid saya- membuat kami muak. Bisa anda bayangkan betapa senangnya kami ketika bel pulang -yang bunyinya seperti bunyi orang jualan es krim- begitu merdu dan menyejukkan di telinga kami.

Tiga minggu lagi, Dian. Sabar...sabar...

Kesebelasan PPL-ku: Prabowo-Bani-Dyah-Diana-Ashar-Titin-Faris-Nadzori-Ndaru-Alfin-Saya, Semangat!!!!!

Tidak ada komentar: